Malang, sebuah kota yang kini dikenal dengan udaranya yang sejuk dan julukan “Kota Apel”, menyimpan jejak sejarah panjang yang kaya, terbentang dari masa kerajaan kuno hingga menjadi pusat perkotaan modern di Jawa Timur. Keberadaannya tercatat dalam berbagai prasasti dan naskah kuno, menunjukkan perannya yang signifikan dari waktu ke waktu.
Prasasti Dinoyo: Cikal Bakal Sejarah Malang Kuno
Sejarah tertua Malang dapat ditelusuri dari Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760 Masehi. Prasasti ini mengisahkan tentang Kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja Gajayana. Kerajaan Hindu ini merupakan salah satu kerajaan tertua di Jawa Timur, yang berpusat di dekat lokasi Kota Malang saat ini. Keberadaan Kanjuruhan menunjukkan bahwa wilayah Malang telah menjadi pusat peradaban jauh sebelum era Majapahit.
Pada masa Kerajaan Singasari (abad ke-13), Malang kembali memainkan peran penting. Singasari, yang didirikan oleh Ken Arok, tumbuh menjadi kekuatan besar di Nusantara. Meskipun pusat kerajaan berada di Singasari (sekarang bagian dari Kabupaten Malang), pengaruhnya meliputi seluruh wilayah yang kini menjadi Kota Malang.
Memasuki era Majapahit, wilayah Malang tetap menjadi bagian integral dari kerajaan besar tersebut. Beberapa situs arkeologi dan peninggalan purbakala di sekitar Malang menjadi saksi bisu kejayaan Majapahit.
Era Kolonial dan Perkembangan Kota Modern
Pada masa kolonial Belanda, Malang mulai berkembang sebagai kota penting, terutama karena lokasinya yang strategis dan udaranya yang sejuk. Belanda melihat potensi Malang sebagai tempat peristirahatan (kota sanatorium) dan pusat perkebunan. Banyak perkebunan kopi, tebu, dan tembakau dibuka di sekitarnya, menarik investasi dan pembangunan infrastruktur.
Tahun 1914 menjadi tonggak penting ketika Pemerintah Kolonial Belanda menetapkan Malang sebagai Kotapraja (gemeente) otonom. Ini menandai awal mula Malang sebagai entitas kota dengan pemerintahan sendiri, yang mendorong pembangunan fasilitas perkotaan, infrastruktur jalan, dan bangunan-bangunan bergaya arsitektur kolonial yang masih bisa kita saksikan hingga kini.
Setelah Kemerdekaan hingga Saat Ini
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Malang menjadi salah satu kota yang aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Pertempuran sengit terjadi di kota ini, mencerminkan semangat patriotisme warganya.
Dalam perkembangannya, Malang terus tumbuh menjadi kota pendidikan, pariwisata, dan industri kreatif. Julukan “Kota Pelajar” dan “Kota Wisata” melekat erat, menarik banyak pendatang dan wisatawan. Meskipun modernisasi terus berjalan, Malang tetap mempertahankan pesona sejarahnya, dengan bangunan-bangunan lama yang terpelihara dan tradisi budaya yang lestari.